Kamis, 14 Juni 2012

ASKEP HIPERTENSI


ASKEP HIPERTENSI
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1Latar belakang
Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit epidemic di Amerika Serikat. Sekitar 6 juta orang Amerika terkena beberapa penyakit jantung atau pembuluh darah. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian no. 1 di Amerika Serikat: setiap tahunnya, hampir 1 juta orang meninggal akibat gangguan kardiovaskuler. Menurut American Heart Association, semakin banyak kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dibandingkan denan gabungan ke tujuh penyebab kematian utama berikutnya. Hal ini menyunjukkan terjadinya satu kematian akibat penyakit kardiovaskuler setiap 33 detik.
Selama ini terdapat suatu pemahaman yang salah bahwa penyakit kardiovaskuler terutama terjadi pada laki-laki. Akan tetapi kenyataannya di Amerika Serikat, penyakit Kardiovaskuler merupakan penyakit pembunuh nomor satu pada laki-laki dan perempuan. Penakit kardiovaskuler juga tidak hanya menjadi penyakit pembunuh nomor satu pada laki-laki dan perempuan tetapi juga pada setiap tahunnya selama 15 tahun, penyakit kardiovaskuler merupakan ancaman bagilebih banyak perempuan daripada laki-laki. Kecendrungan pada perempuan ini juga terjadi pada populasi yang lebih kecil (Afro-Amerika, Kaukasia, Hispanik, dan Indian Amerika/ asli Alaska). Penyedia layanan kesehatan harus menyadari stastik ini karena hampir satu dari dua orang Amerika Serikat akan meninggal akibat penyakit kardiovaskuler.
Perbedaan utama antara kedua gender adalah usia awitan penyakit. Menurut American Heart Association, laki-laki memiliki 1 dari 3 kemungkinan untuk menderita penyakit kardivaskuler utama sebelum berusia 60 tahun. Pada perempuan, risiko ini adalah satu dari sepuluh.
Pencegahan primer-identifikasi dini dan modifikasi factor risiko bagi timbulnya penyakit kardiovaskuler-penting dilakukan untuk menurunkan angka mortalitas, morbilitas, dan angka kecacatan. Saat ini telah dilakukan penelitian mengenai pagotenesis penyakit ini, demikian juga dengan penelitian mengenai strategi penatalaksanaan yang paling efektif.
Salah satu dari penyakit kardiovaskuler adalah penyakit hipertensi. Hipertensi adalah penyakit yang dapat menjadi factor seriko bagi timbulnya penyakit kardiovaskular lain yang dapat menyebabkan kematian.
1.2       Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan hipertensi?
2.      Apa gejala dari hipertensi?
3.      Apa penyebab dari hipertensi?
4.      Bagaimana grafik EKG dari hipertensi?
5.      Apa perbedaan grafik EKG orang normal dan orang yang mengidap penyakit hipertensi?

1.3       Tujuan
1.         Untuk mengetahui devinisi dari hipertensi.
2.         Mengetahui penyebab dari hipertensi
3.         Mengetahui patofisiolofi dari hipertensi
4.         Mengetahui grafik EKG dari hipertensi
5.         Untk melihat perbedaan dan mengetahui perbedaan grafik EKG orang normal dengan orang yang mengidap penyakit hipertensi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Sistem Kardiovaskuler
  1. Jantung
Jantung merupakan organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (dipengaruhi oleh saraf otonom).
Bagian atas jantung berbentuk tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang disebut avex kordis. Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman tangan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
Jantung di persarafi oleh nervus simpatikus/nervus akselerantis, untuk menggiatkan kerja jantung dan nervus parasimpatikus,khususnya cabang dari nervus vagus yang bekerja memperlambat kerja jantung. Jantung dapat bergerak yaitu mengembang dan menguncup yang disebabkan oleh adanya rangsangan yang berasal dari susunan saraf otonom.
Dalam kerjanya jantung mempunyai tiga periode:
1.      Periode konstruksi (periode systole), suatu keadaan ketika jantung bagian venrikel dalam keadaan menguncup. Katub bikus dan trikuspidalisdalam keadaan tertutup, valvula semilunaris aorta dan valvula semilunaris arteri pulmonalis terbuka, sehingga darah dari ventrikel dekstra mangalir ke arteri pulmonalis masuk ke paru-paru kiri dan kanan. Sedangkan darah dari ventrikal sinistra masuk ke aorta kemudian di edarkan ke seluruh tubuh.
2.      Periode dilatasi (periode Diastole), suatu keadaan ketika jantung mengembang. Katub bikus dan trikuspidalis terbuka, sehingga darah dari atrium sinistra masuk ke ventrikel sinistra dan darah dari atrium deksra masuk ke ventrikel dekstra. Selenjutnya darah yang ada diparu-paru kiri dan kanan melalui vena pulmonalis masuk ke atrium sinistra dan darah dari seluruh tubuh melalui vena kava masuk ke atrium dekstra.
3.      Periode istirahat, yaitu waktu antara periode kontraksi dan dilatasi ketika jantung berhenti kira-ikra 1/10 detik. Pada waktu kita beristirahat jantung akan menguncup sebanyak 70-80 kali/menit. Pada tiap-tiap  kontraksi jantug akan memindahkan darah ke aorta sebanyak 60-70 cc.
2.2  Fisiologi Sistem kardiovaskuler
1.         Elektrofisiologi
Aktivitas listrik jantung terjadi akibat aliran ion-ion natrium, kalium dan kalsium (Na+, K+, dan Ca++) melewati membrane sel jantung. Seperti semua sel dalam tubuh, Na+, dan Ca++ terutama merupakan ion ekstasel, dan K+ terutama merupakan ion intrasel. Perpindahan ion-ion ini melewati membrane sel jantung dikendalikan oleh berbagai hal, termasuk difusi pasif, sawar yang tergantung pada waktu dan voltase, serta pompa Na+, K+, -ATPase. Perpindahan ion ini menyebabkan perbedaan listrik melewati membrane sel, yang secara grafik dapat ditunjukan sebagai potensial aksi.
Eksitasi listrik disebut sebagai depolarisasi dan pemuliahannya disebut cengan repolarisasi. Dua jenis potensial aksi utama, respon cepat dan respon lambat, digolongkan berdasarkan kekuatan depolarisasi primer baik saluran Na+ cepat atau saluran Ca++ lambat. Potensial aksi respon lambat di jumpai pada sel otot atrium dan ventrikel serta serabut purkinje. Potensial aksi respon lambat dijumpai pada nodus SA dan AV.
Sementara EKG memperlihatkan aktivitas lisrtik simultan pada sel jantung.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1  Definisi Hipertensi
Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri.
Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
 Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik ( Smith Tom, 1995 ).
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).
Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Diketahui 9 dari 10 orang yang menderita hipertensi tidak dapat diidentifikasi penyebab penyakitnya. Itulah sebabnya hipertensi dijuluki pembunuh diam-diam atau silent killer. Seseorang baru merasakan dampak gawatnya hipertensi ketika telah terjadi komplikasi. Jadi baru disadari ketika telah menyebabkan gangguan organ seperti gangguan fungsi jantung, koroner, fungsi ginjal, gangguan fungsi kognitif atau stroke .Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para penderitanya.
Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang tinggi (high case fatality rate) juga berdampak kepada mahalnya pengobatan dan perawatan yang harus ditanggung para penderita. Perlu pula diingat hipertensi berdampak pula bagi penurunan kualitas hidup.
Hipertensi sebenarnya dapat diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Jika salah satu orang tua terkena Hipertensi, maka kecenderungan anak untuk menderita Hipertensi adalah lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki orang tua penderita Hipertensi.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Hipertensi maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati, akan menimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan.
Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa
Kategori
Tekanan Darah Sistolik
Tekanan Darah Diastolik
Normal
Dibawah 130 mmHg
Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi
130-139 mmHg
85-89 mmHg
Stadium 1
(Hipertensi ringan)
140-159 mmHg
90-99 mmHg
Stadium 2
(Hipertensi sedang)
160-179 mmHg
100-109 mmHg
Stadium 3
(Hipertensi berat)
180-209 mmHg
110-119 mmHg
Stadium 4
(Hipertensi maligna)
210 mmHg atau lebih
120Hg atau lebih

3.2     Gejala
     Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala meskipun secara  Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak).
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
- sakit kepala
- kelelahan
- mual
- muntah
- sesak nafas
- gelisah
- pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
3.3    Penyebab Terjadinya Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
1.    Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.
2.    Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.
 
Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
-       Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
-       Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
-       Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.
Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.
Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.
3.4    Diagnosa
Tekanan darah diukur setelah seseorang duduk atau berbaring selama 5 menit.
Angka 140/90 mmHg atau lebih dapat diartikan sebagai hipertensi, tetapi diagnosis tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan satu kali pengukuran. Jika pada pengukuran pertama memberikan hasil yang tinggi, maka tekanan darah diukur kembali dan kemudian diukur sebanyak 2 kali pada 2 hari berikutnya untuk meyakinkan adanya hipertensi.
Hasil pengukuran bukan hanya menentukan adanya tekanan darah tinggi, tetepi juga digunakan untuk menggolongkan beratnya hipertensi. Setelah diagnosis ditegakkan, dilakukan pemeriksaan terhadap organ utama, terutama pembuluh darah, jantung, otak dan ginjal. Retina (selaput peka cahaya pada permukaan dalam bagian belakang mata) merupakan satu-satunya bagian tubuh yang secara langsung bisa menunjukkan adanya efek dari hipertensi terhadap arteriola (pembuluh darah kecil). Dengan anggapan bahwa perubahan yang terjadi di dalam retina mirip dengan perubahan yang terjadi di dalam pembuluh darah lainnya di dalam tubuh, seperti ginjal. Untuk memeriksa retina, digunakan suatu oftalmoskop. Dengan menentukan derajat kerusakan retina (retinopati), maka bisa ditentukan beratnya hipertensi.
Perubahan di dalam jantung, terutama pembesaran jantung, bisa ditemukan pada elektrokardiografi (EKG) dan foto rontgen dada.
Pada stadium awal, perubahan tersebut bisa ditemukan melalui pemeriksaan ekokardiografi (pemeriksaan dengan gelombang ultrasonik untuk menggambarkan keadaan jantung).
Bunyi jantung yang abnormal (disebut bunyi jantung keempat), bisa didengar melalui stetoskop dan merupakan perubahan jantung paling awal yang terjadi akibat tekanan darah tinggi.
Petunjuk awal adanya kerusakan ginjal bisa diketahui terutama melalui pemeriksaan air kemih. Adanya sel darah dan albumin (sejenis protein) dalam air kemih bisa merupakan petunjuk terjadinya kerusakan ginjal.
Pemeriksaan untuk menentukan penyebab dari hipertensi terutama dilakukan pada penderita usia muda. Pemeriksaan ini bisa berupa rontgen dan radioisotop ginjal, rontgen dada serta pemeriksaan darah dan air kemih untuk hormon tertentu.
3.5    Pengendalian Tekanan Darah
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
  1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
  2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis.
    Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
  3. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika:
- aktivitas memompa jantung berkurang
- arteri mengalami pelebaran
- banyak cairan keluar dari sirkulasi maka tekanan darah akan menurun.
Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
  1. Perubahan fungsi ginjal
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
- Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekana darah ke normal.
- Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
- Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensi, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.
Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan pda ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi. Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.
  1. Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan:
- meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar)
- meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak)
- mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh
- melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.
3.6 Pencegahan
Hipertensi dapat dicegah dengan pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup. Hindari kebiasaan lainnya seperti merokok dan mengkonsumsi alkohol diduga berpengaruh dalam meningkatkan resiko Hipertensi walaupun mekanisme timbulnya belum diketahui pasti.
3.7  Pengobatan
Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan hipertensi, karena olah raga isotonik (spt bersepeda, jogging, aerobic) yang teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Olah raga juga dapat digunakan untuk mengurangi/ mencegah obesitas dan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
1.                   Pengobatan non obat (non farmakologis)
2.                   Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Pengobatan non obat (non farmakologis)
Pengobatan non farmakologis kadang-kadang dapat mengontrol tekanan darah sehingga pengobatan farmakologis menjadi tidak diperlukan atau sekurang-kurangnya ditunda. Sedangkan pada keadaan dimana obat anti hipertensi diperlukan, pengobatan non farmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan efek pengobatan yang lebih baik.
Pengobatan non farmakologis diantaranya adalah :
1.                  Diet rendah garam/kolesterol/lemak jenuh
2.                  Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan makan penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan. Cara pengobatan ini hendaknya tidak dipakai sebagai pengobatan tunggal, tetapi lebih baik digunakan sebagai pelengkap pada pengobatan farmakologis.
3.         Ciptakan keadaan rileks
Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
4.         Melakukan olah raga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit sebanyak 3-4 kali seminggu.
5.         Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol

Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis)
Obat-obatan antihipertensi. Terdapat banyak jenis obat antihipertensi yang beredar saat ini. Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter.
·       Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obatannya adalah Hidroklorotiazid.
·       Penghambat Simpatetik
Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas ). Contoh obatnya adalah : Metildopa, Klonidin dan Reserpin.
·       Betabloker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak dianjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan pernapasan seperti asma bronkial. Contoh obatnya adalah : Metoprolol, Propranolol dan Atenolol. Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena dapat menutupi gejala hipoglikemia (kondisi dimana kadar gula dalam darah turun menjadi sangat rendah yang bisa berakibat bahaya bagi penderitanya). Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme (penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus hati-hati.
·       Vasodilator
Obat golongan ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam golongan ini adalah : Prasosin, Hidralasin. Efek samping yang kemungkinan akan terjadi dari pemberian obat ini adalah : sakit kepala dan pusing.
·       Penghambat ensim konversi Angiotensin
Cara kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah Kaptopril. Efek samping yang mungkin timbul adalah : batuk kering, pusing, sakit kepala dan lemas.
·       Antagonis kalsium
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Yang termasuk golongan obat ini adalah : Nifedipin, Diltiasem dan Verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit, pusing, sakit kepala dan muntah.
·       Penghambat Reseptor Angiotensin II
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan). Efek samping yang mungkin timbul adalah : sakit kepala, pusing, lemas dan mual.Dengan pengobatan dan kontrol yang teratur, serta menghindari faktor resiko terjadinya hipertensi, maka angka kematian akibat penyakit ini bisa ditekan.
3.8    Pemeriksaan Penunjang
Selain pemeriksaan fisik, dengan cara melakukan TTV pada pasien, data laboratorium ikut membantu diagnosis dan perencanaan. Urin dapat menunjukkan proteinuria, hematuri dan silinder. Hal ini terjadi karena tingginya tekanan darah juga menandakan keterlibatan ginjal apalagi bila ureum dan kreatinin meningkat. Gangguan elektrolit bisa terjadi pada hipertensi sekunder dan berpotensi menimbulkan aritmia.
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
1. Pemeriksaan yang segera seperti :
a. darah : darah rutin, BUN, creatinine, elektrolit, KGD.
b. urine : Urinalisa dan kultur urine.
c. EKG : 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya hipertrofi ventrikel kiri ataupun gangguan koroner

d. Foto dada : apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah pengobatan terlaksana ). Kongesti vena paru, berkembang menjadi  edema interstitial. Redistribusi vaskular pada lobus atas paru-paru, dan Kardiomegali

2. Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan yang pertama ) :
a. Sangkaan kelainan renal : IVP, Renal angiography ( kasus tertentu ), biopsi renald (kasus tertentu ).
b. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi : Spinal tab, CAT Scan.
 Bila disangsikan Feokhromositoma : urine 24 jam untuk Katekholamine, metamefrin, venumandelic Acid ( VMA ).
d. (USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi klinis pasien
Data Laboratorium lain seperti:
-       hiponatremi
-       hipokalemi/kalium normal/hiperkalemi pada tahap lanjut
-       BUN meningkat
-       kreatinin meningkat
-       urine pekat, berat jenis meningkat, natrium menurun
-       Alkali fosfatase meningkat
-       SGPT meningkat
-       AST meningkat
Dari pemeriksaan penunjang yang ada salah satunya adalah EKG. EKG (elektrokardiografi) adalah Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung. Sedangkan Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. Kelainan tata listrik jantung akan menimbulkan kelainan gambar EKG.
EKG hanyalah salah satu alat bantu dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung. Gambaran klinis penderita tetap merupakan pegangan yang penting dalam menentukan diagnosis, karena pasien dengan penyakit jantung mungkin mempunyai gambaran EKG yang normal atau sebaliknya individu yang normal mungkin mempunyai gambaran EKG yang abnormal.


http://3.bp.blogspot.com/_7zQULPNQ7FQ/Sq5-WpRkDdI/AAAAAAAAAY4/2_FBCsnfUOk/s400/40221.png







Gambar kurva EKG norma
Untuk memperoleh rekaman EKG dipasang elektroda-elektroda di kulit pada tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting diperhatikan, karena penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda. Kata sadapan memiliki 2 arti pada elektrokardiografi: bisa merujuk ke kabel yang menghubungkan sebuah elektrode ke elektrokardiograf, atau (yang lebih umum) ke gabungan elektrode yang membentuk garis khayalan pada badan di mana sinyal listrik diukur. Lalu, istilah benda sadap longgar menggunakan arti lama, sedangkan istilah 12 sadapan EKG menggunakan arti yang baru
Setiap kurva memiliki gelombang-gelombang yang memperlihatkan normal atau tidaknya jantung pasien. Gelombang-gelombang itu sering disebut dengan gelombang P Q R S T dan juga memiliki segment dan interval yang sangat penting juga untuk mengetahui adanya ketidaknormalan organ jantung. Ada beberapa macam interpretasi yang dapat digunakan untuk mengetahui normal tidaknya jantung, antara lain heart rate dengan membagi 300 dengan banyaknya kotak besar antara R dan R di dalam sebuah lead, menghintung voltage jantung dan hantaran jantung dan mengetahui axis jantung.
  
3.9      
Grafik EKG Normal

Gambar EKG yang normal

3.9       Gambar Grafik EKG pada Hipertensi

Gambar 1.1 Grafik EKG pada Penyakit hipertensi

Keterangan
Pada gambar Grafik EKG di atas,
a.       R pada lead aVL lebih dari 11 mm. Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa tinggi gelombang R di lead aVL adalah 14mm. Gelombang R yang lebih dari 11 mm menandakan bahwa terjadi hipertrofi pada ventrikel kiri.
b.      Terjadi depresi ST oblik dan horizontal pada sandapan I, aVL, dan V4-V6, dan dengan tegangan QRS yang tinggi. Ini menandakan terjadi hipertrofi pada ventrikel kiri.
c.       Axis superior QRS pada bidang frontal -30 derajat. Ini dapat diketahui dengan melihat penjumlahan panjang panjang gelombang R dan S adalah + 11mm sedangkan di lead aVF penjumlahannya – 7 mm, jadi jantung akan berada pada sumbu LAD. Ini mendakan bahwa jantung tersebut mengalami hipertrofi ventrikel kiri.
d.      Sementara itu, Heart Rate dari EKG jantung yang mengalami hipertensi, pada lead I
Ini menandakan bahwa frekuensi jantung masih dalam keadaan normal.
Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil keterangan di atas dengan EKG normal yang telah dilampirkan dimana pada EKG normal,
a.       R pada lead aVL hanya setinggi 5 mm. Terdapat perbedaan yang mencolok di antara EKG yang normal dan EKG dengan jantung yang mengalami hipertensi.
b.      Pada EKG normal interval ST tidak mengalami depresi terutama pada sandapan I, aVL, V4-V6, dan tegangan QRS juga tidak terlampau tinggi.
c.       Pada EKG normal, axis jantungnya masih dalam keadaan normal dimana nilai penjumlahan dari tinggi gelombang R dan S di Lead I adalah +8 mm dan penjumlahan di Lead aVF adalah +3. Kedaunya menghasilkan nilai yang positif dan itu menandakan bahwa jantung berada dalam sumbu yang normal.
Peningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan retensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri sehingga beban jantung bertambah. Akibatnya, terjadi hipertrofi ventrikel untuk meningkatkan kekuatan kontraksi. Akan tetapi, kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi kompensasi akhirnya terlampaui, dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung semakin terancam oleh semakin parahnya aterosklerosis koroner. Bila proses aterosklerosis berlanjut, penyediaan oksigen miokardium berkurang. Peningkatan kebutuhan oksigen pada miokardium terjadi akibat hipertrofi ventrikel dan penigkatan beban kerja jantung sehingga akhirnya akan menyebabkan angina atau infark miokardium.


http://img.medscape.com/fullsize/migrated/504/439/jch504439.fig4.jpg

Pola regangan dengan hipertrofi ventrikel kiri menyampaikan peningkatan risiko melampaui tegangan meningkat ventrikel kiri.
Gambar 1
 QRS tegangan meningkat dengan baik penebalan dinding (tekanan overload) dan dilatasi dari ruang (volume overload) dari ventrikel kiri. Ada variabilitas sehari-hari yang signifikan dalam tegangan QRS karena untuk memimpin penempatan, respirasi, dan posisi tubuh. Selain itu,  mungkin telah meningkatkan tegangan tanpa adanya hipertensi. Ada berbagai kriteria tegangan yang telah digunakan untuk mendiagnosa LVH, namun sebagian besar memiliki kepekaan yang kurang untuk mendeteksi LVH. Cornell gender-spesifik tegangan-produk durasi QRS telah muncul sebagai kriteria dengan karakteristik operasi optimal. Hal ini dihitung sebagai: laki-laki (RaVL + SV 3) x (QRS durasi); wanita: (RaVL + SV 3 + 6) x (QRS durasi).
LVH hadir jika produk melebihi 2.440 mm x msec.  "Pola strain" dicirikan oleh depresi ST ≥ 1 mm sadapan lateral I, aVL, dan V 4 sampai V 6 (paling sering hanya V 5 atau V 6 yang digunakan).Arah gelombang T berlawanan arah kompleks QRS tegak lurus. Selain itu, gelombang T asimetris dengan kemiringan ke bawah secara bertahap (cembung ke atas) yang diikuti oleh lereng cepat dan overshoot terminal positif.Kehadiran "pola strain" menyiratkan prognosis buruk. iskemia Subendocardial mungkin menjadi penyebab pola strain. Peningkatan LVM dan penyakit arteri koroner (CAD) berhubungan dengan pola strain.

Gambar Rontgen Jantung Normal dan Jantung Yang Mengalami Hipertensi


 
Gambar Rontgen Jantung Hipertensi                                 Gambar Rontgen Jantug Normal


Penghitungan ratio kardio toraks Pada Penyakit Hipertensi

PENGHITUNGAN CTR (CARDIO TORAX RATIO)


 











¨  Tarik garis M yang berjalan di tengah-tengah kolumna vetebralis torakalis
¨  Garis A adalah jarak antara M dengan batas jantung kiri kanan yang terjauh
¨  Garis B adalah jarak antara M dengan batas kiri jantung yang terjauh
¨  Garis ternversal C ditarik dari dinding toraks sisi kanan dengan toraks sisi kiri.
¨  CTR: {(A+B)/Z}x100%
¨  Keadaan CTR pada orang dewasa < 50%
¨  Jika lebih dari 50% maka dinamakan kardiomegali
ANALISA PENGHITUNGAN RASIO KARDIO TORAKS PADA HIPERTENSI

¨  Keadaan awal batas kiri bawah jantung menjadi bulat karena hipertrofi konsentrik ventrikel kiri.
¨  Pada keadaan lanjut, apeks jantung membesar ke kiri dan ke bawah.
¨   Aortic knob membesar dan menonjol disertai kalsifikasi.
¨  Aorta ascenden dan descenden melebar dan berkelok, ini disebut pemanjangan/elongatio aorta.



BAB IV
KESIMPULAN
2.         Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama atau lebih besar 95 mmHg ( Kodim Nasrin, 2003 ). Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 – 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih serius dari peningkatan sistolik.
3.    Gejala Hipertensi dibagi menjadi dua yaitu tidak ada gejala yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur. Dan Gejala yang lazim yang menyertai menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.
4.    Pada sekitar 90% penderita hipertensi, penyebabnya tidak diketahui dan keadaan ini dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer.  Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder.
Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal.
Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
5.    Berdasarkan temuan EKG yang didapatkan dan setelah melakukan perbandingan dengan EKG orang normal terdapat beberapa berbedaan terutama pada bentuk gelombang kompleks QRS terutama gelombang R di beberapa Lead yang berhubungan dengan kontraksi ventrikel.
6.    Pada CTR dengan hipertensi terjadi kardiomgali karena pembesaran fentrikel kiri

DAFTAR PUSTAKA

Price, A. Sylvia et al. 2006. Patofisiolofi. Jakarta: EGC
Drs. H. Syaifuddin, AMK.2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta: EGC
Editor, Arif Mansjoer, Kuspuji triyanti, Rahmi safitri. 2000. Kapita Selekta. Jakarta: Media Aesculapius.


79 komentar:

  1. Balasan
    1. Di bawah kepemimpinan Hoffa lokalitas meningkat dari beberapa togel totojitu online lusin anggota menjadi lebih dari 5.000. Pada tahun 1932 Hoffa pindah ke Detroit bersama togel totojitu online dengan beberapa teman yang bekerja dengannya di Kroger untuk mengambil posisi dengan Teamsters di Detroit 8togel. Dalam kerusuhan buruh selama Depresi Hebat para pengurus serikat menjadi sasaran kekerasan oleh orang king4d online jahat di perusahaan. Hoffa diserang dan dipukuli dengan togel lotus4d perhitungannya 24 kali. Hoffa terkenal sebagai orang yang tidak togel singapore akan diancam. Pada awal 1940an Hoffa mulai menjalin hubungan dengan lxtoto online kejahatan terorganisir. Pada satu kesempatan ia bergabung dengan geng geng di Detroit untuk menjalankan aliansi saingannya Eyang Togel dari Kongres Organisasi Industri. Koneksi Hoffa dengan mafia masuk akal. Kerumunan yang Toto Singapore melindungi Hoffa dan ancaman kekerasan bawah tanah berarti togel king4d bahwa katakatanya sangat serius. tq guys

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. The heart is an organ that every being has to have, and in case there is a problem in one of its veins then the worst is to be expected. I am glad tat doctors have been able to come up with strategies that can help curb the condition (cardiovascular). This is the kind of posts that will always have a lot of relevance to the readers. Red Brick Wallpaper Good piece of work.

    BalasHapus
  4. After I visited this page, and I read, it turns out the information presented in this article is very useful. Good and keep going

    Obat Kencing Batu Di Apotik
    Obat Asam Lambung Tinggi Di Apotik
    Nama Obat Hepatitis Di Apotik
    Obat Radang Usus Di Apotik
    Obat Kudis Yang Ada Di Apotik

    BalasHapus
  5. Setelah saya baca , artikel yang anda sajikan sangat bermanfaat sekali untuk semua orang .
    Update terus artikelnya admin agar saya bisa selalu membaca berita terbaru dari halaman anda.

    Obat Komplikasi Tradisional
    Cara Menghilangkan Penyakit Varikokel Secara Alami
    Obat Ampuh Untuk Angin Duduk
    Pengobatan Bronkitis Dengan Obat Tradisional
    Apakah Penyakit Batuk Rejan Bisa Sembuh

    BalasHapus
  6. Sites like these I'm looking for
    Thanks for the information, in tunggua keep the latest news


    obat tradisional benjolan di pipi
    obat varikokel tradisional

    BalasHapus
  7. The news that you present is very useful .. hopefully other news as well
    You can share .. success

    obat herbal vulgaris ampuh
    obat usus turun herbal

    BalasHapus
  8. Information is very useful and can add insight, happy to be on your page, thanks to the information you shared. This is very useful. Good luck always!!
    Obat Liver Herbal Terbaik

    BalasHapus
  9. The latest information we are waiting for lho..semoga what is given can be useful
    Terimakash..success always everything..salam know

    obat herbal kelenjar tiroid ampuh
    obat kanker lidah tradisional
    obat kaku leher dan tegang

    BalasHapus
  10. Tetap bekerja keras untuk hasil yang lebih baik dan yakinlah bahwa apa yang kita kerjakan saat ini dengan sungguh-sungguh akan membuahkan hasil suatu saat nanti.
    Cara Mengobati Kolesterol
    Cara Mengobati Jantung Koroner

    BalasHapus
  11. very useful information hopefully our leaders can be like this
    Makanan Yang Baik Untuk Penderita Kanker Hati

    BalasHapus
  12. Wow! this is amazing, what you say is easy to understand and in my opinion this is useful. Thank you :-)
    Obat Hipotensi Herbal
    Obat Hipotermia Herbal
    Obat Hipotiroidisme Alami
    Obat Herbal Pembunuh Virus HPV

    BalasHapus
  13. Your article is very interesting. Hopefully later you can cooperate well.

    Ciri Ciri Maag Kronis Kambuh dan Sudah Parah

    BalasHapus
  14. Your page is very good and very satisfying, I became interested.

    Komplikasi Gondok Beracun

    BalasHapus
  15. Your article is very satisfying and very good, I'm proud of you.

    Gejala dan Komplikasi Infeksi Lambung

    BalasHapus
  16. Thank you because your article is very helpful in doing the task.

    Essen Ikan Patin Malam Hari

    BalasHapus
  17. Imatinib 100 mg is used to treat other cancer and disorders of the blood cells. Also used in the treatment of blood cancer and gastrointestinal stromal tumors. It is better to take imatib 100 mg tablet at the same time every day to get the most benefit. Also used in the treatment of blood cancer and gastrointestinal stromal tumors. It is better to take this medicine at the same time every day to get the most benefit. According to the doctor's advice, using this medicine in small doses or taking too much can cause very serious side effects.

    BalasHapus