ASKEP PADA KLIEN DENGAN GONORRHEA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
KMB
Oleh :
AHMAD
FIRMAN ISMAIL
0911011068
PRODI S1
KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2011
Asuhan Keperawatan Klien dengan
Gonorrhea
A. DEFINISI
Gonorhea adalah sebuah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea yang penularannya
melalui hubungan kelamin baik melalui genito-genital, oro-genital, ano-genital.
Penyakit ini menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum,
tenggorokan, dan konjungtiva.
B.
PENYEBARAN
Gonore dapat menyebar melalui aliran
darah ke bagian tubuh lain terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore
bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam panggul
sehingga menyebabkan nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.
C. ETIOLOGI
- Penyebab
pasti penyakit gonore adalah bakteri Neisseria gonorrhea yang bersifat
patogen.
- Daerah
yang paling mudah terinfeksi adalah daerah dengan mukosa epitel kuboid atau
lapis gepeng yang belum berkembang pada wanita yang belum pubertas.
D.
MANIFESTASI KLINIS
Pada pria:
- Gejala
awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari setelah terinfeksi
- Gejalanya
berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra kemudian diikuti nyeri ketika
berkemih
- Disuria
yang timbul mendadak, rasa buang air kecil disertai dengan keluarnya lendir
mukoid dari uretra
- Retensi
urin akibat inflamasi prostat
- Keluarnya
nanah dari penis.
Pada wanita:
- Gejala
awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah terinfeksi
- Penderita
seringkali tidak merasakan gejala selama beberapa minggu atau bulan
(asimtomatis)
- Jika
timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Namun, beberapa penderita menunjukkan
gejala yang berat seperti desakan untuk berkemih
- Nyeri
ketika berkemih
- Keluarnya
cairan dari vagina
- Demam
- Infeksi
dapat menyerang leher rahim, rahim, indung telur, uretra, dan rektum serta
menyebabkan nyeri pinggul yang dalam ketika berhubungan seksual
Wanita dan
pria homoseksual yang melakukan hubunga seks melalui anus, dapat menderita
gonore di rektumnya. Penderita akan merasa tidak nyaman disekitar anusnya dan
dari rektumnya keluar cairan. Daerah disekitar anus tampak merah dan kasar
serta tinja terbungkus oleh lendir dan nanah.
E. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan atas dasar anamnesis, pemeriksaan
klinis, dan pemeriksaan pembantu yang terdiri atas 15 tahap, yaitu:
1. Sediaan
langsung dengan pewarnaan gram akan ditemukan diplokokus gram negatif,
intraseluler dan ekstraseluler, leukosit polimorfonuklear.
2. Kultur
untuk identifikasi perlu atau tidaknya dilakukan pembiakan kultur. Menggunakan
media transport dan media pertumbuhan.
3. Tes
definitif, tes oksidasi (semua golongan Neisseria akan bereaksi positif), tes
fermentasi (kuman gonokokus hanya meragikan glukosa)
4. Tes beta
laktamase, hasil tes positif ditunjukkan dengan perubahan warna kuning menjadi
merah apabila kuman mengandung enzim beta laktamase
5. Tes
Thomson dengan menampung urin pagi dalam dua gelas. Tes ini digunakan untuk
mengetahui sampai dimana infeksi sudah berlangsung.
F.
KOMPLIKASI
Komplikasi pada pria:
-
Prostatitis
- Cowperitis
-
Vesikulitis seminalis
-
Epididimitis
- Cystitis
dan infeksi traktus urinarius superior
Komplikasi
pada wanita:
- Komplikasi
uretra
-
Bartholinitus
-
Endometritis dan metritis
- Salphingitis
G.
PENGOBATAN
1.
Medikamentosa
o Walaupun
semua gonokokus sebelumnya sangansensitif terhadap penicilin, banyak ‘strain’
yang sekarang relatif resisten. Terapi penicillin, amoksisilin, dan tetrasiklin
masih tetap merupakan pengobatan pilihan.
o Untuk
sebagian besar infeksi, penicillin G dalam aqua 4,8 unit ditambah 1 gr
probonesid per- oral sebelum penyuntikan penicillin merupakan pengobatan yang
memadai.
o
Spectinomycin berguna untuk penyakit gonokokus yang resisten dan penderita yang
peka terhadap penicillin. Dosis: 2 gr IM untuk pria dan 4 gr untuk wanita.
o Pengobatan
jangka panjang diperlukan untuk endokarditis dan meningitis gonokokus.
2.
Non-medikamentosa
Memberikan pendidikan kepada klien
dengan menjelaskan tentang:
o Bahaya
penyakit menular seksual
o Pentingnya
mematuhi pengobatan yang diberikan
o Cara
penularan PMS dan perlunya pengobatan untuk pasangan seks tetapnya
o Hindari
hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat dihindari.
o Cara-cara
menghindari infeksi PMS di masa yang akan datang.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
- Identitas
Nama, umur,
jenis kelamin, agama, suku bangsa, pekerjaan,pendidikan,
status perkawinan,alamat, Tgl MR S, dll.
- Keluhan utama
Biasanya
nyeri (saat kencing).
- Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan
apakah px pernah menderita penyakit berat(sinovitis,ar tritis).
- Riwayat Penyakit Sekarang
P = Tanyakan
penyebab terjadinyainfeksi?
Q = Tanyakan
bagaimana gambaran rasa nyeri tersebut.
R =
Tanyakan pada daerah mana yang sakit, apakah menjalar ?
S = Kaji
skala nyer i untuk dirasakan.
T = Kapan keluhan dirasakan ?
- Riwayat Kesehatan Keluarga
Tanyakan
pada kx apakah ada anggota keluarga px yang
mender itapenyakit yang sama seperti yang diderita px sekarang.
- Pemeriksaan Fisik
a) Tingkat Kesadaran
·
GCS ? 4. 5.
6
·
TTV ?
b)Pengkajian
Persistem
·
Sistem IntegumenBiasanyaterjadi inf lamasijar ingan
sek itar uretra, genitalesions
dan skin rashes.
·
Sistem Kardiovaskuler
Kaji
apakah bunyi jantung normal/ mengalamigangguan.
·
Sistem Pernafasan
Amati
pola pernafasannya
Auskultasi
paru
·
Paru
Kaji
far ing, apakah ada peradangan / otak.
·
Sistem Penginderaan
Kajikonjungtiva, apakah ada peradangan /tidak.
·
Sistem Pencernaan
Kaji
mulut dan tenggorokan termasuk toksil.
Apakah
terdapat diare /tidak.
·
Sistem Perkemihan
Biasanya
px mengalami disuria dan kadang-kadang ujung uretra disertai darah.
·
SistemMuskuluskeletal
Biasanya
px tidak mengalami kesulitan
bergerak.
·
Anus
Biasanya
pasien mengalami inf lamasi jaringan akibat infeksi.
- Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1. Kebutuhan
Nutrisi
Kaji intak
dan output nutrisi dan cairan.
(Biasanya kebutuhan nutr isi
tidak terganggu).
2. Kebutuhan
Eliminasi
Kajifrekuensi,
warna, dan bau urin (isak).
3. Kebutuhan Alvi
Kajiwarna, konsistensi, dan bau.
4. Kebutuhan Ak tivitas
K lien
dengan GO biasanya aktivitasnya tidak begitu terganggu.
5. Kebutuhan
Kebersihan diri
a. Kaji berapa
kali mandi, gosok gigi, mencuci
rambut dan memotong kuku.
b. Klien dengan
GO harus selalu menjaga kebersihan dan kesehatan diri.
- Pengkajian Psikososial dan Spiritual
1. Psikologis
Biasanya px
merasa gelisah dan distress adanya ketakutan.
2. Sosial
Biasanya px
merasa kesepian dan takut di tolak dalam pergaulan.
3. Spir itual
Bagaimana ibadah px selama sakit
2. Diagnosa
dan Intervensi
Nyeri
b.d reaksi infeksi
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan, klien akan:
- Mengenali
faktor penyebab
-
Menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk mengurangi nyeri
-
Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan
- Melaporkan
nyeri yang sudah terkontrol
Intervensi:
a) Kaji
secara komprehensif tentang nyeri meliputi lokasi, karakteristik, dan onset,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor
presipitasi.
b) Observasi
isyarat-isyarat non verbal dari ketidaknyamanan, khususnya ketidakmampuan untuk
komunikasi secara efektif.
c) Gunakan
komunikasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri
d) Berikan
dukungan terhadap klien dan keluarga
e) Kontrol
faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon klien terhadap
ketidaknyamanan (ex.: temperatur ruangan, penyinaran, dll)
f) Ajarkan
penggunaan teknik non farmakologik (ex.: relaksasi, guided imagery, terapi
musik, distraksi, aplikasi panas-dingin, massage, TENS, hipnotis, terapi
aktivitas)
g) Berikan
analgesik sesuai anjuran
h)
Tingkatkan tidur atau istirahat yang cukup
i) Evaluasi
keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri yang telah digunakan.
Hipertermi
b.d reaksi inflamasi
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan, klien akan:
- Suhu dalam
rentang normal
- Nadi dan
RR dalam rentang normal
- Tidak ada
perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
Intervensi:
a) Monitor
vital sign
b) Monitor
suhu minimal 2 jam
c) Monitor
warna kulit
d)
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
e) Selimuti
klien untuk mencegah hilangnya panas tubuh
f) Kompres
klien pada lipat paha dan aksila
g) Berikan
antipiretik bila perlu
Perubahan
pola eliminasi urin b.d proses inflamasi
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
- Urin akan
menjadi kontinens
- Eliminasi
urin tidak akan terganggu: bau, jumlah, warna urin dalam rentang yang
diharapkan dan pengeluaran urin tanpa disertai nyeri
Intervensi:
a) Pantau
eliminasi urin meliputi: frekuensi, konsistensi, bau, volume, dan warna dengan
tepat
b) Rujuk
pada ahli urologi bila penyebab akut ditemukan
Cemas
b.d penyakit
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien akan:
- Tidak ada
tanda-tanda kecemasan
- Melaporkan
penurunan durasi dan episode cemas
- Melaporkan
pemenuhan kebutuhan tidur adekuat
-
Menunjukkan fleksibilitas peran
Intervensi:
a) Kaji
tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan (takikardi, takipneu,
ekspresi cemas non verbal)
b) Temani
klien untuk mendukung kecemasan dan rasa takut
c)
Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
d) Berikan
pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang tepat
e) Sediakan
informasi aktual tentang diagnosa, penanganan, dan prognosis
Risiko
penularan b.d kurang pengetahuan tentang sifat menular dari penyakit
Tujuan:
Dapat meminimalkan terjadinya
penularan penyakit pada orang lain
Intervensi:
Berikan pendidikan kesehatan kepada
klien dengan menjelaskan tentang:
- Bahaya
penyakit menular
- Pentingnya
memetuhi pengobatan yang diberikan
- Jelaskan
cara penularan PMS dan perlunya untuk setia pada pasangan
- Hindari
hubungan seksual sebelum sembuh dan memakai kondom jika tidak dapat
menghindarinya.
Harga
diri rendah b.d penyakit
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan, klien akan mengekspresikan pandangan positif untuk masa depan dan
memulai kembali tingkatan fungsi sebelumnya dengan indikator:
-
Mengindentifikasi aspek-aspek positif diri
-
Menganalisis perilaku sendiri dan konsekuensinya
-
Mengidentifikasi cara-cara menggunakan kontrol dan mempengaruhi hasil
Intervensi:
a) Bantu
individu dalam mengidentifikasi dan mengekspresikan perasaan
b) Dorong
klien untuk membayangkan masa depan dan hasil positif dari kehidupan
c) Perkuat
kemampuan dan karakter positif (misal: hobi, keterampilan, penampilan,
pekerjaan)
d) Bantu
klien menerima perasaan positif dan negatif
e) Bantu
dalam mengidentifikasi tanggung jawab sendiri dan kontrol situasi
3. Evaluasi
a. Nyeri
teratasi
b. Panas badan
turun
c. Pola
eliminasi kembali normal
d. Cemas hilang
Daftar
Pustaka
Lachlan, MC.
1987. Buku Pedoman Diagnosis dan Penyakit Kelamin. Ilmiah Kedokteran:
Yogyakarta.
Natadidjaja,
hendarto. 1990. Kapita Selekta Kedokteran. Bina Rupa Aksara: Jakarta.
Prof. DR.
Djuanda, Adhi. 1999. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 3. Balai
Penerbit FKUI: Jakarta.
Wikinson,
Judith M. 2006. Buku saku DIAGNOSIS KEPERAWATAN. Penerbit buku
kedokteran EGC.
Carpenito,
Lynda J. 2001. Buku saku DIAGNOSA KEPERAWATAN Edisi 8. Penerbit buku
kedokteran EGC.
http://www.scribd.com/doc/51352955/ASKEP-GONORE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar